Senin, 26 Februari 2018

Sejarah Singkat

PENDIDIKAN PEMBELAAN DIRI
PADJADJARAN INDONESIA
 


Pada pertengahan Tahun 1968 di Surakarta (Solo) Jawa Tengah telah berdiri group-group kecil yang mengadakan latihan bela diri pencak silat. Group-group kecil tersebut dipimpin oleh beberapa orang pemuda yang berasal dari Jawa Barat yang sedang mengikuti Pendidikan di sekolah Pendidikan Panitera Pengadilan Negeri, Akademi Maritim Nasional dan mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi lainnya.
Kemudian pada akhir tahun 1968, diadakan musyawarah untuk mengadakan suatu ikatan yang tujuannya untuk mengorganisir latihan pencak silat secara efektif dan terorganisasi dalam suatu wadah yang materi latihannya / pendidikannya didapat dari berbagai aliran bela diri antara lain :
Ø  Aliran Sabandar
Diberikan Oleh            : R. Azhari A Kusumahbrata, SH.
Ø  Aliran Cikalong
Diberikan Oleh            : O. Eddy Dompas Dwiyana, B.Sc
Ø  Aliran Cimande
Diberikan Oleh            : Ikus Kusnadi
Ø  KARATE dan Yudo
Diberikan Oleh            : Asfari dari Solo
I.              Berdirinya PPD-Padjadjaran Indnesia
Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Indonesia didirikan pada tanggal 24 Februari 1969, bertempat di Surakarta – Jawa Tengah, dan diberi nama “Padjadjaran Surakarta” (Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Surakarta), di bawah naungan Yayasan Padjadjaran dengan Akta Notaris No. 68, tanggal 28 Oktober 1968. Nama Padjadjaran itu sendiri diberikan atas restu Bapak Gubernur Jawa Barat pada waktu itu (Bapak Mashudi).
Dengan susunan pengurus pertamanya adalah sebagai berikut :
-          Ketua Umum                       : R. Azhari A. Kusumahbrata, S.H.
-          Ketua Harian                       : O. Eddy Dompas Dwiyana, B.Sc.
-          Ketua Teknik                       : Ikus Kusnadi
-          Wakil Ketua Teknik            : Asfari
Kepengurusan termaksud berdiri di Surakarta (Solo).
Oleh karena “Padjadjaran Surakarta” terus berkembang dengan pesat dan tidak hanya bergerak di Surakarta, akan tetapi terus berdiri di daerah-daerah di pulau Jawa, sehingga muncullah “Kongres” yang pertama pada tahun 1970 di Surakarta, yaitu dari tanggal 16 s.d 20  Februari 1970, dan hasilnya sebagai berikut :
1.      Mengubah nama “Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Surakarta” menjadi “Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Indonesia”, dan ditetapkan sebagai milik bangsa Indonesia.
2.      Dalam tata organisasi perkembangannya, disahkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumahu Tangga, dengan mengemukakan satu system Organisasi baru yang merupakan Dewan pengurus, sebagai berikut :
a.       Ditinjau dari segi organisasi dipimpin oleh ketua umum.
b.      Ditinjau dari segi teknis pengurus dipimpin oleh ketua dewan ahli / Dewan Pendekar
3.      Susunan dewan pengurus Pusat ditetapkan sebagai berikut :
a.       O. Eddy Dompas Dwiyana, B.Sc sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Pusat.
b.      R. Azhari A Kusumahbrata, SH. Sebagai ketua dewan Ahli Pusat
4.      Kepengurusan pertama berkedudukan di Surakarta (Solo) kemudian pada tanggal 20 Februari 1970, kedudukan dewan Pimpinan Pusat ditetapkan :
a.       Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Berkedudukan di Solo, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1000
b.      Ketua Umum Dewan Ahli Pusat Berkedudukan Di Bandung
II.           Pendiri – Pendiri Padjadjaan
1.      R. Azhari A Kusumahbrata, SH.                 : Pendiri Pusat             (Ahli III)
2.      O. Eddy Dompas Dwiyana, B.Sc               : Silat                           (Ahli III)
3.      Ikus Kusnadi                                               : Silat                           (Ahli III)
4.      Asfari                                                           : Karate dan Yudo
5.      Katin Atmajani
6.      Ahmad Yani
7.      Sukatno
8.      Marso
9.      Ukra Suryana
10.  Oom Lukman
11.  Saleh
12.  Dirman
III.        Pelajaran Yang Dipakai Di PPD-PI
1.      Silat                                                 3. Yudo
2.      Karate                                  4. Yiu Yit Su

IV.        Nama dan Arti Bela Diri
1.      Silat                                     : Silaturahmi (Persaudaraan)
2.      Karate                      : Tangan Kosong
3.      Yudo                       : Jalan Kebenaran
4.      Yiu Yit Su               : Patahan
V.           Yang Diutamakan Dalam Masing – Maisng Bela Diri
1.      Silat                        : Campuran dari semua gerakan
2.      Karate                     : Mengutamakan Tendangan dan Pukulan 
3.      Yudo                      : Bantingan
4.      Yiu Yit Su              : Kuncian dan Rapatan
VI.        Senjata – Senjata Yang Dipergunakan
1.      Toya                                     4. Golok
2.      Trisula                                  5. Pisau
3.      Pedang                                 6. Keris
VII.     Pendiri Aliran Silat
1.      Aliran Cikalong                   : R.A Ibrahim Ateng Alimudin
2.      Aliran Sabandar                   : Mama Kasim (Mama Sabandar)
3.      Aliran Kari                           : Mama Kari ( dari Keramat – Jakarta)
4.      Aliran Madi                         : Mama Madi ( dari Keramat – Jakarta)
VIII.  Seni Pencak Silat Yang Dipelajari
1.      Tepak Dua                           : Hitungan 5 (Lima)
2.      Tepak Tiga                           : Hitungan 4 (Empat)
3.      Tepak Parered                      : Hitungan 7 (Tujuh)
4.      Gonjring
5.      Demonstrasi
Dan ditambah lagi dengan seni gerak tanpa irama yang diambil dari jurus silat sedunia yang dikenal dengan nama TGR (Tunggal, Ganda, Regu)
IX.        Bentuk dan Arti Lambang
a.      Badge
1.      Bentuk Bundaran, didalamnya bertuliskan “Padjadjaran Indonesia” melambangkan “Perisai Pertahanan Diri”
2.      Gambar ditengah dalam bundaran kecil, menggambarkan seseorang yang sedang membanting dan dibelakangnya gambaur telapak tangan, melambangkan : “Alian yang diikuti adalah gabungan dari ilmu bela diri dan memperlihatkan ketidakfanatian terhadap suatu aliran / golongan”
3.      Dan ditengah bertuliskan “Bela Diri”
b.      Penghormatan
1.      Sikap sempurna, melambangkan : “Suatu sikap mental yang mengarah pada kebenaran dalam perkataan (lisan), kebenaran dalam niat (hati), dan kebenaran dalam perbuatan (prilaku)”.
2.      Tangan kanan membuat pertahanan keatas, dengan ibu jari dan kelingking membuat lingkaran, serta telunjuk, jari tengah, dan jari manis berdiri tegak, melambangkan : “Bahwa setiap warga Padjadjaran Indonesia Harus selalu bersatu dalam satu lingkaran persaudaraan, yang saling membina, saling menyayangi dan saling membimbing, yang besar/kuat senantiasa melindungi yang kecil/lemah”.
3.      Tangan kiri mengepal, membuat pertahanan bawah sudut 90 derajat dengan tangan kanan, melambangkan : “segala tindakan yang benar harus selalu diikuti dengan ketabahan hati, percaya pada diri sendiri, dan memegang disiplin yang kuat”.
c.       Motto Padjadjaran Indonesia
“Silih Asah Silih Asih Silih Asuh”
Berarti : “Antara warga Padjadjaran Indonesia harus ada sikap untuk saling meningkatkan usaha mempertinggi ilmu, saling menyayangi, memupuk rasa persaudaraan, serta saling membimbing menunjukan pada jalan yang benar”.
d.      Kombinasi Tata Warna Pada Lambang Dengan Artinya
1.      Putih                  : Suci / Kejujuran
2.      Kuning               : Kemulyaan
3.      Biru                    : Ketenangan
4.      Hitam                 : Keteguhan / Ketabahan
5.      Merah                : Berani








J A N J I   S I S W A

Kami Siswa-siswi Perguruan Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Indonesia, Berjanji :
1.    Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.    Menjungjung tinggi nama baik Perguruan Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Indonesia
3.    Menjungjung Tinggi Sportifitas dan Jiwa Ksatria seorang Pendekar
4.    Mematuhi peraturan peraturan yang berlaku di lingkungan Perguruan Pendidikan Pembelaan Diri Padjadjaran Indonesia termasuk aturan-aturan Perguruan.
Saling hormat menghormati antara sesama teman seperguruan, serta akan taat dan patuh terhadap perintah guru     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Singkat

PENDIDIKAN PEMBELAAN DIRI PADJADJARAN INDONESIA   Pada pertengahan Tahun 1968 di Surakarta (Solo) Jawa Tengah telah berdiri...